Kemiskinan dan pengangguran merupakan permasalahan sosial yang sedang dihadapi Indonesia. Membuka usaha mikro ,kecil, dan menengah (UMKM) dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan tersebut. Industri kreatif mempunyai peranan penting terhadap perekonomian suatu negara, usaha fashion yang merupakan salah satu usaha di sektor industri kreatif yang mejanjikan jika para pelaku bisnis bisa memanfaatkan peluang yang ada, bisnis fashion sudah menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar di sektor industri kreatif beberapa belakangan ini. Sekarang student preneurship banyak yang melakukan usaha fashion yang menjadi sangat kompetitif karena banyaknya siswa atau mahasiswa yang melakukan usaha fashion jadi membuat banyak yang nekat dalam melakukan usaha tanpa mengetahui entrepreneurship barrier yang ada. Entrepreneurship barrier sendiri merupakan hambatan yang dialami seseorang dalam melakukan usaha yang dapat menyebabkan usaha tersebut tidak dapat berkembang bahkan dapat mengakibatkan kegagalan dalam menjalankan usahanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari gambaran mengenai variable entrepreneurship barrier pada pelaku usaha fashion yang menjadi anggota HIPMI PT Universitas Telkom dengan atribut yang ada dalam entrepreneurship barrier yang meliputi Process, Geographical Location, Competition Barrier, Insufficient Information, Management Skill, dan Marketing Difficulties.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan penyajian secara deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha fashion yang menjadi anggota HIPMI PT Universitas Telkom yang usahanya sudah tidak berjalan lagi atau yang sedang vakum. Data yang diperoleh dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Dari hasil penelitian yang didapatkan dalam penelitian ini atribut yang menjadi entrepreneurship barrier pada pelaku usaha HIPMI PT Universitas Telkom adalah Insufficient Information, dan Marketing Difficulties, dari hasil tersebut menunjukan pelaku usaha memiliki minimnya pengalaman usaha yang dimiliki, kurangnya pengetahuan yang ada dalam menjalankan usaha, kurangnya kemampuan dalam melakukan pemasaran dan kurang bisa dalam mengolah informasi yang sudah didapat.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk menangani atribut yang menghambat pada pelaku usaha fashion wanita di HIPMI PT Universitas Telkom, sebaiknya pelaku usaha mencari informasi yang dibutuhkannya dalam menjalankan suatu usaha, menambahkan pengalaman lagi, mencari pengetahuan mengenai cara melakukan olah data agar informasi yang sudah didapatkan dapat digunakan lebih baik lagi, dan melakukan cara yang lebih baik dalam melakukan pemasaran serta memahami mengenai kebijakan pemerintah dan juga undang – undang yang mengatur suatu usaha di Indonesia agar usaha yang sedang dibangun atau yang sedang dijalankan dapat berkembang lebih besar.
Kata Kunci : Permasalahan sosial, UMKM, industri kreatif, fashion, entrepreneurship barrier