Kualitas layanan jaringan teknologi LTE (Long Term Evolution) kurang baik untuk melayani user yang berada di lokasi-lokasi tertentu yang tidak tercakup oleh eNodeB, area jaringan tersebut biasa disebut Bad Spot yang biasanya memiliki nilai parameter RSRP < -100 dBm. Salah satu Penyebab terjadinya bad spot di antaranya adalah ketinggian eNodeB, kerapatan bangunan, serta jarak antar-eNodeB dan struktur geografis. Pada proyek akhir ini mengangkat permasalahan bad spot di Jalan W.R Supratman Bandung. Area ini merupakan titik area dengan populasi yang cukup padat karena berada di persimpangan jalan ketika lampu merah, dengan kondisi site exiting berada di atas gedung. Pada proyek akhir ini dilakukan optimasi jaringan teknologi LTE (Long Term Evolution) di Jalan W.R Supratman Bandung dengan memanfaatkan metode Relay Node . Metode relay node ini menggunakan bantuan coverage planning pada frekuensi kerja LTE 1800 MHz menggunakan software atoll 3.2.1, dengan memperhatikan perhitungan link budget serta penetuan model propagasi yaitu Cost-231 untuk memperkirakan jumlah relay node yang akan digunakan. Optimasi jaringan ini didasarkan kepada hasil pengukuran dari kualitas layanan dengan metode drive test di Jalan W.R Supratman Bandung. Hasil optimasi dari proyek akhir ini adalah terjadinya peningkatan rata-rata nilai RSRP hasil drive test sebesar 18%, sedangkan nilai rata-rata SINR mengalami peningkatan sebesar 53%. Melalui proses reporting dan anlisis berdasarkan RF parameter telkomsel didapat presentase nilai rata-rata RSRP dengan sample yang berada di bawah standar -85 dBm mengalami perbaikan sebesar 81%, sedangkan presentase nilai rata-rata SINR dengan sample yang berada di bawah 5 dB mengalami perbaikan sebesar 45%.
Kata Kunci : Optimasi, Perencanaan jaringan outdoor, Long Term Evolution, Relay Node, Software atoll, RSRP, SINR