Pengolahan Limbah Sabut Kelapa Tua sebagai Pewarna Alam pada Produk Fesyen

HIDAYATUL FITRIYAH

Informasi Dasar

146 kali
18.04.2922
746.028
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Indonesia memiliki perkebunan kelapa yang produksi terbesarnya diperoleh dari petani kecil. Salah satu petani kecil kelapa terdapat di Kampung Nyenang, Cipendeuy. Dari hasil produksi buah kelapa, menghasilkan limbah sabut kelapa tua dengan jumlah 5,25 ton per bulan. Pada tahun 2014 telah dilakukan penelitian oleh Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, dimana mereka mencoba menghasilkan zat pewarna alam dengan menggunakan material limbah sabut kelapa berdasarkan segi variasi usia. Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya potensi yang dimiliki oleh Kampung Nyenang dalam menghasilkan limbah sabut kelapa tua dan adanya hasil penelitian yang telah menghantarkan pada kesimpulan bahwa zat pewarna alam dari sabut kelapa tua memungkinkan dilakukan namun masih terbatas hanya pada kesimpulan umum. Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini akan mengembangkan dua aspek tersebut agar mampu menghasilkan sebuah koleksi fashion craft dengan mengaplikasikan teknik pewarna alam menggunakan sabut kelapa tua yang berasal dari Kampung Nyenang Cipendeuy secara optimal sebagai teknik mewarnai pada kain. Kata Kunci: Limbah Sabut Kelapa Tua, Pewarna Alami dan Fashion Craft.

Subjek

TEXTILE ARTS
 

Katalog

Pengolahan Limbah Sabut Kelapa Tua sebagai Pewarna Alam pada Produk Fesyen
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

HIDAYATUL FITRIYAH
Perorangan
FAJAR CIPTANDI
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2018

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini