Kebutuhan pangan dan konsumsi dari berbagai daerah di Indonesia dapat dipenuhi dari hasil produksi tanaman hortikultura Jawa Barat. Berbagai pasar yang menyediakan pangan segar memasok kebutuhannya langsung dari produsen di Jawa Barat. Beberapa diantaranya memasok langsung produk sayur dan buah langsung dari petani. Petani-petani yang berserikat menjadi gabungan kelompok tani kini mulai berkembang dan memotong rantai pasok sehingga dapat berdaulat dalam menentukan harga. Namun pada praktek pengelolaan pasca panen hortikultura, banyak gapoktan menemukan permasalahan, termasuk pada sarana angkut hasil sayur dan buah. Penanganan pada tahap transportasi sering diabaikan sehingga petani selalu menanggung kerugian di setiap kegiatan distribusi pasokan. Sifat khusus tanaman sayuran yang mudah rusak jika mendapat penanganan yang salah menjadi salah satu penyebab utama. Oleh karena itu dibutuhkan sarana yang dapat menahan laju kerusakan produk baik saat proses distribusi maupun saat kegiatan niaga berlangsung.
Kata Kunci : kualitas, transportasi, petani, hortikultura, niaga.