Kebakaran hutan merupakan salah satu masalah yang mengancam kerusakan ekosistem. Sistem pencegahan dini terhadap indikasi kebakaran hutan mutlak diperlukan. Luasnya hutan menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pemantauan kondisi hutan. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan luasnya hutan, sistem pendeteksi kebakaran hutan menggunakan metode Wireless Sensor Network (WSN).
Setiap sensor node dalam WSN memiliki mikrokontroller, perangkat teknologi komunikasi dan sensor. Sensor node memungkinkan untuk mengumpulkan data dari perubahan sensor-sensor yang diakibatkan oleh kebakaran pada titik-titik tertentu. Sensor node dipasang pada titik-titik wilayah yang rawan kebakaran. Untuk mengekspansi jarak atau area yang diamati oleh WSN, maka digunakan mode transmisi multi-hop. Sensor node mengirimkan data ke node koordinator. Node koordinator mengirimkan kembali data yang diterima menuju ke node gateway. Data yang diterima di node gateway akan disimpan di database yang tersedia pada platform server antares. Data yang disimpan di database tersebut akan ditampilkan pada aplikasi android yang digunakan pengguna.
Pada tugas akhir ini, pengujian dilakukan di lokasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Makmimal jarak transmisi data dari node sensor – node koordinator yaitu 140 meter dengan rata-rata delay 0.0425 detik, throughput 3.8001 byte/s dan packet loss 0.33%. Sedangkan saat transmisi data dari node koordinator – node gateway jarak maksmial yang didapatkan yaitu 160 meter dengan rata-rata delay 0.3005 detik, throughput 3.7780 byte/s dan packet loss 0.28%. Dari hasil tersebut, pengujian di lokasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Quality of Service (QoS) yang dihasilkan memiliki rata-rata delay, throughput dan packet loss yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan hasil pengujian di lokasi line of sight (LOS).
Kata Kunci: Kebakaran Hutan, Wireless Sensor Network, Sensor node, Transmisi multi-hop, Quality of Service (QoS)