Pendistribusian beras pada Bulog Subdivre Bandung dilakukan tanpa adanya pengukuran kinerja dan sistem monitoring. Padahal distribusi merupakan salah satu proses supply chain , dan salah satu aspek fundamental utama pada proses supply chain adalah manajemen kinerja dan perbaikan berkelanjutan. Maka dari itu perlu dirancang indikator kinerja pendistribusian beras dan sistem monitoring kinerja. Salah satu metode untuk melakukan pengukuran kinerja adalah dengan menggunakan Supply chain Operation Reference (SCOR).
SCOR adalah sebuah model acuan supplychain, pada penggunaan nya digunakan alur stakeholder, objektif, dan proses bisnis yang selanjutnya akan di acu kedalam model metrik SCOR. Hasil dari penerapan ke dalam model SCOR adalah indikator kinerja yang berguna untuk menjadi alat ukur kinerja subdivre dalam distribusi beras. Setiap indikator dilakukan pembobotan menggunakan metode AHP untuk mencari derajat kepentingan dari setiap indikator. Indikator yang telah dibobot selanjutnya di lakukan normalisasi dengan menggunakan rumus Snorm De Boer sehingga dapat dilakukan pengukuran kinerja. Indikator yang sudah di normalisai maka diimplementasikan kedalam sebuah monitoring sistem yang dtujukan untuk memudahkan proses evaluasi dan pengambilan keputusan.
Hasil dari penelitian ini adalah, 13 indikator kinerja yang dapat mengukur kinerja distribusi beras. Tiga indikator tersebut dibagi tiga berdasarkan atribut nya yakni reliability, responsiveness, dan cost. Indikator selanjutnya dimplementasikan kedalam sebuah sistem monitoring yang dapat menampilkan nilai kinerja dari setiap indikator yang ada, sehingga dapat memudahkan untuk melakukan proses evaluasi distribusi beras di Bulog Subdivre Bandung.