PT. XYZ bekerja sama dengan Airbus Company yang dinamakan Program Spirit, yaitu proyek pembuatan komponen pesawat Airbus. Salah satu proyek dalam program tersebut adalah Inboard Outer Fixed Leading Edge (IOFLE), yaitu pembuatan part sayap pesawat A380. Menurut data historis perusahaan tahun 2017 didapatkan nilai rejection rate pesawat A380 pada tahun 2017 (6.74%) melebihi dari batas maksimum rejection rate per tahun yang ditoleransi, dimana mayoritas part yang defect berstatus scrap. Oleh karenanya, dilakukan penelitian menggunakan metode Six Sigma untuk mengurangi jumlah part yang defect dengan menganalisis penyebab part yang defect berstatus scrap. Jenis aliran proses produksi part pesawat A380 adalah job shop production, sehingga penelitian berfokus terhadap proses, tepatnya stasiun kerja yang memiliki total waktu terpakai sampai terjadi scrap tertinggi. Pada tahap define didapatkan bahwa obyek penelitian adalah stasiun kerja CNC Profiling Machine DGAL. Pada stasiun kerja tersebut terindentifikasi terdapat 2 jenis defect, yaitu twist dan thinned. Pada tahap measure dilakukan pengolahan data hingga stabil menggunakan peta kendali Short Production Runs. Lalu menghitung kapabilitas proses dengan mencari nilai indeks Cpm. Selanjutnya, pada tahap analyze menggunakan diagram cause-effect, 5 Why’s dan FMEA. Setelah mengetahui akar penyebab masalah, maka pada tahap improve disusunlah usulan rancangan perbaikan untuk mengatasi defect yang prioritas untuk diperbaiki.
Kata kunci: Rejection Rate, Six Sigma, Defect, Profiling Machine DGAL, Indeks Cpm