Pemanasan global menjadi isu bersama memunculkan berbagai gerakan demi menyelamatkan lingkungan, termasuk di dunia kecantikan. Produk kecantikan dengan kandungan kimia tinggi dari pabrikan besar dianggap tidak ramah lingkungan karena proses pembuatannya mencemari alam. Pemerintah terus mendorong pembangunan industri berpedoman pada keberlangsungan nilai ekonomi, ketelibatan sosial dan perlindungan terhadap lingkungan hidup atau dikenal dengan istilah industri hijau. sejak tahun 2014, sudah dicapai konsensus atas SIH untuk 17 jenis industri, namun industri kosmetik belum memiliki Standar Industri Hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eco-label, eco-brand, environmental advertisement terhadap trust konsumen produk green cosmetics di Indonesia. Metode pengumpulan data ialah menyebarkan kuesioner kepada 400 responden yang pernah membeli dan menggunakan green cosmetics di Indonesia. Pengolahan data penelitian menggunakan IBM SPSS Statistics 23 dengan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel eco-label, eco-brand, environmental advertisement dalam menjelaskan variasi dari variabel trust konsumen adalah sebesar 36,1% dan sisanya 63,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Eco-label dan eco-brand berpengaruh signifikan secara parsial terhadap trust konsumen green cosmetics di Indonesia. Environmental advertisement tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap trust konsumen green cosmetics di Indonesia. Peneliti menyarankan untuk perusahaan kosmetik yang menerapkan green cosmetics di Indonesia untuk lebih memperhatikan atribut-atribut eco-brand pada kemasan produk green cosmetics, memanfaatkan fitur eco-brand dapat membantu konsumen membedakannya dari produk kosmetik non-hijau.