Salah satu alat musik klasik yang hampir ditinggalkan atau jarang dimainkan adalah alat musik harpa. Seperti halnya di Indonesia alat musik harpa sudah sangat jarang dimainkan atau
ditampilkan pada pergelaran alat musik. Agar alat musik harpa tidak dilupakan dan mudah
diingat kembali dan utamanya membuktikan bahwa cahaya dapat diterapkan pada bidang seni, maka telah diciptakan alat musik harpa yang modern berbasis teknologi yang menggunakan laser sebagai pengganti dawai untuk penghasil nadanya.
Pada proyek akhir ini telah dilakukan perancangan alat musik Harpa menggunakan Laser sebagai media pengganti senar atau string yang biasanya digunakan untuk menghasilkan suara pada alat musik harpa itu sendiri dan sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) sebagai penerima cahaya laser. Dalam analogi alat ini seperti memetik dari string harpa, namun digantikan laser sebagai pengganti string dimana dimainkan dengan cara menghalangi laju sinar laser menuju sensor cahaya LDR sehingga dapat menghasilkan suara. Melalui alat ini dapat membuktikan bahwa transmisi sumber suara melalui cahaya tampak (laser) dapat direalisasikan. Sistem yang dirancang menggunakan mikrokontroler Atmega 2560 sebagai pusat pengendali sistem ditambah modul suara DFPlayer sebagai penghasil nada serta speaker sebagai output suara.
Alat ini dirancang agar mampu menciptakan alternatif baru terhadap sumber suara dari alat musik tanpa membutuhkan keberadaan sumber suara secara fisik serta mampu menghasilkan kualitas nada yang sama dengan tangga nada yang sesungguhnya dan terealisasi alat musik harpa 12 Laser dengan 12 LDR yang menghasilkan 48 nada dengan batas intensitas cahaya yang dapat bekerja dengan baik adalah antara 15 Lux sampai 50 Lux. Sekaligus membuktikan bahwa komunikasi sumber cahaya bisa diterapkan di bidang seni dengan terbukti kinerja sensor LDR sebagai input bekerja 100% terhadap mikrokontroler dengan kondisi intensitas cahaya lingkungan tidak lebih dari 80 Lux sehingga menghasilkan delay rata-rata yaitu 0,2 second.