ABSTRAK
Beras merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia. Kondisi komoditas tersebut sangat penting dan dapat mempengaruhi stabilitas negara sehingga diawasi langsung oleh pemerintah. Pemerintah, melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog), melakukan pengelolaan distribusi komoditas beras. Subdivre Bandung merupakan salah satu Sub Divisi Regional Bulog yang bertanggung jawab terhadap distribusi beras di lima wilayah. Proses pengadaan komoditas beras di Subdivre Bandung sangat penting. Dalam praktiknya, kegiatan operasional pengadaan belum dilakukan pengukuran dan pengawasan terhadap proses tersebut sehingga perusahaan tidak memiliki referensi untuk menentukan proses mana yang sebaiknya dilakukan perbaikan dan pengembangan. Oleh karena itu, diperlukan perancangan sistem pengukuran dan monitoring kinerja rantai pasok.
Dalam penelitian ini, sistem pengukuran rantai pasok untuk mengukur proses pengadaan produk beras dirancang dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Metrik yang digunakan disusun berdasarkan model SCOR lalu diberi bobot penilaian berdasarkan tingkat kepentingannya menggunakan metode AHP. Normalisasi dilakukan untuk memberikan penilaian akhir terhadap metrik. Sistem pengukuran yang dirancang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk Sistem Monitoring yang dibuat dalam bentuk aplikasi berbasis web.
Sistem pengukuran kinerja yang dirancang untuk mengukur kinerja pengadaan produk beras di Subdivre Bandung memiliki 17 metrik yang tersebar ke dalam 4 atribut kinerja, yaitu Reliability, Responsiveness, Cost, dan Asset Management. Atribut kinerja Reliability merupakan atribut kinerja terpenting dengan bobot AHP sebesar 0.593. Sistem Monitoring yang dirancang mampu menampilkan skor, data historis, dan pencapaian yang diperoleh kegiatan pengadaan untuk setiap metriknya.
Kata Kunci: Rantai Pasok, Sistem Pengukuran Kinerja, SCOR, AHP, Sistem Monitoring