Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mendorong penggunaan internet dalam bidang pendidikan sehingga penting bagi satuan pendidikan untuk memberikan prioritas dan investasi terhadap penggunaan internet dalam proses belajar mengajar salah satunya melalui e-learning. Penerapan e-learning di SMK Telkom Bandung bertujuan untuk mendukung visi sekolah sebagai sekolah unggul dalam bidang TIK dan mendukung penerapan ISO 9001:2015 oleh sekolah yang menuntut kematangan pada seluruh proses. Namun SMK Telkom Bandung belum pernah melakukan pengukuran terhadap implementasi e-learning sehingga dibutuhkan evaluasi dengan mengukur tingkat kematangan yang mampu mengungkapkan proses yang sudah berjalan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menetapkan tingkat kematangan kapabilitas e-learning di SMK Telkom Bandung dalam mencapai visinya yang diukur menggunakan e-Learning Maturity Model (eMM) pada area proses Learning berdasarkan lima dimensi kapabilitas yaitu Delivery, Planning, Definition, Management, dan Optimisation. Skala pengukuran dimensi kapabilitas mengacu pada skala 1 = not adequate, 2 = partially adequate, 3 = largely adequate dan 4 = fully adequate. Hasil pengukuran menunjukkan tingkat kematangan kapabilitas sehingga dapat dianalisis gap dengan kondisi yang ingin dicapai yaitu 4 (fully adequate) melihat visi sekolah dan telah diterapkannya ISO 9001:2015. Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa terdapat gap sebesar satu pada dimensi Delivery, dua gap pada dimensi Planning dan Definition, serta tiga gap pada dimensi Management dan Optimisation. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan berada pada level 2 (partially adequate) yang terlihat sampai dimensi Definition. Artinya, SMK Telkom Bandung sudah memiliki ketentuan, panduan, ataupun pedoman tentang bagaimana proses-proses harus dilakukan namun dokumentasi tersebut masih terbatas, belum formal ataupun belum konsisten di keseluruhan proses sehingga kapabilitas dalam pendefinisian proses (dimensi definition) ini rendah. Adapun kelemahan pada dimensi diatasnya yaitu Management dan Optimisation adalah belum adanya bukti praktik yang dibutuhkan (not adequate) yang mencerminkan kontrol proses dan perbaikan berkelanjutan.
Kata kunci: E-learning, e-Learning Maturity Model (eMM), Tingkat Kematangan