Industri E-Commerce di Indonesia sedang mengalami kenaikan pesat, khususnya industry e-commerce berbasis B2C (Business-to-Consumer). Menurut data yang ada, Indonesia memiliki beragam orientasi pelanggan dan merupakan salah satu negara dengan tingkat penggunaan E-Commerce tertinggi di dunia, namun Indonesia saat ini masih mengalami krisis data pelanggan yang membuat perusahaan penyelenggara jasa e-commerce berbasis B2C tidak leluasa untuk mengaplikasikan fitur ke pelanggan dengan karakteristik tertentu.
Melalui penelitian ini, akan dilakukan pengukuran apakah demografi memoderasi hubungan antara Consumer’s Shopping Orientation dan Consumer’s Shopping Behavior.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 536 masyarakat yang pernah melakukan transaksi beli melalui situs e-commerce berbasis B2C di Kota Bandung. Teknik analisis yang digunakan ialah Structural Equation Model (SEM) dengan SmartPLS 3.2.7.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor dari demografi seperti tingkat pendapatan dan umur memoderasi hubungan antara consumer’s shopping behavior dan consumer’s shopping orientation.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan berbasis B2C untuk mengaplikasikan beberapa fitur tambahan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas serta traffic dari situs B2C sendir berdasarkan karakteristik pengguna situs.
Kata kunci: Shopping orientation, consumer’s behavior, e-commecre, demografi