Pasar tradisional merupakan pasar rakyat yang dijadikan tempat usaha bagi masyarakat setempat untuk melakukan proses jual beli barang melalui tawar menawar antara penjual dan pembeli. Pasar tradisional di Indonesia tersebar dibeberapa wilayah, salah satunya berada di Kota Bandung. Kondisi pasar tradisional di Kota Bandung dapat dikatakan mempunyai citra pasar yang buruk seperti kebersihan yang tidak terjaga, fasilitas pasar yang tidak memadai, dan hal-hal lain yang memberikan kesan bahwa sebagian besar citra pasar tradisional di Kota Bandung menjadi tidak baik meskipun pengelola pasar sudah melakukan program revitalisasi pasar yang berguna untuk memperbaiki citra pasar menjadi lebih baik.
Pedagang pasar tradisional masih mengandalkan loyalitas dari generasi tua untuk mempertahankan usahanya tersebut, sedangkan untuk dimasa yang akan datang pedagang pasar tradisional harus terampil untuk menarik generasi muda agar tertarik berbelanja di pasar tradisional dan menjadikan generasi muda sebagai konsumen mereka dimasa depan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat persepi baby boomers dan gen y serta mengetahui perbedaan persepsi antara persepsi baby boomers dan gen y terhadap store image pada pasar tradisional di Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan menyebar kuisoner kepada 200 responden baby boomers dan 200 responden gen y dimana responden sudah pernah melakukan kunjungan di pasar tradisional Kota Bandung.
Penelitian ini menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat persepsi antara baby boomers dan gen y terhadap store image secara keseluruhan berdasarkan hasil uji independent t test, dengan skor t hitung pada sub variabel merchandise sebesar 15,308, service personnel sebesar 22,562, convenience sebesar 31,736, store atmosphere sebesar 20,991, dan service sebesar 11,899.
Berdasarkan analisis deskriptif, sub variabel convenience dan store atmosphere masuk kedalam kategori tidak baik karena memiliki skor terendah digaris kontinum yaitu 62,2% dan 52%. Hal ini menunjukkan bahwa convenience dan merchandise merupakan sub variabel yang paling menggambarkan perbedaan persepsi antara baby boomers dan gen y