Secara umum, jalan raya cenderung mengalami penurunan kondisi, yang diindikasikan dengan banyaknya kendaraan yang melintas pada ruas jalan melebihi kapasitas jalan yang direncanakan. Perbaikan jalan diperlukan untuk menjaga kondisi jalan agar sesuai dengan umur jalan yang direncanakan. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga merupakan dinas pemerintah yang melaksanakan perbaikan rutin jalan dan jembatan. Pengalokasian anggaran dari pemerintah provinsi yang terbatas mencakup atas adanya penentuan prioritas perbaikan jalan di Wilayah 2 Sukabumi. Dalam proses prioritas perbaikan jalan di Wilayah 2 Sukabumi pihak Dinas Bina Marga Sukabumi mempertimbangan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif berdasarkan kriteria dan subkriteria tertentu. Dalam penelitian ini dibahas suatu metode penyelesaian untuk kasus penentuan prioritas perbaikan jalan di Wilayah 2 Sukabumi menggunakan metode Fuzzy Analytical Network Process (Fuzzy ANP) untuk pembobotan. Pembobotan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pembobotan antar kriteria dan bobot akhir prioritas yang terlebih dahulu. Dinas Bina Marga Sukabumi menetapkan empat kriteria, dan empat alternatif berdasarkan data survey Januari 2017. Hasil pembobotan pada jalan Raya Baros dan jalan Pembangunan menunjukkan urutan prioritas dengan metode Stasioner (STA). Hal ini menunjukkan skor prioritas perbaikan jalan terlebih dahulu dengan rata-rata perjalan di bagian STA 3 di jalan Pembangunan dengan bobot nilai 308,849 dan STA 37 di jalan Raya Baros dengan bobot nilai 363,252. Hasil pembobotan menunjukkan bahwa urutan skala kategorikal kriteria adalah yang sangat penting dengan STA 37 di jalan Raya Baros, cukup penting dengan STA 16 di jalan Raya Baros, dan tidak penting dengan STA 12 di jalan Pembangunan.
Kata Kunci: Fuzzy Analytical Network Process, pembobotan, perbaikan jalan raya, urutan prioritas, skor prioritas, urutan skala kategorikal kriteria.