Sepeda motor merupakan penyumbang tertinggi pada kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia dimana faktor manusia merupakan penyebab utamanya sebesar 83 persen. Faktor manusia tersebut antara lain melanggar rambu lalu lintas, lengah dan mengebut di atas batas kecepatan. Selain faktor manusia, kondisi jalan juga berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Faktor jalan misalnya jalan rusak/berlubang, polisi tidur yang tidak sesuai standar dan marka jalan yang tidak memadai.
Pada kasus meninggal dunia, proporsi tertinggi korban jiwa sebesar 22,4 persen dari total 145.478 korban terjadi pada tahun 2011. Korban jiwa mayoritas disebabkan oleh cedera kepala sebesar 70 persen. Berkaca pada statistik ini, peran helm sebagai alat pelindung kepala sudah mutlak dikenakan oleh setiap pengendara sepeda motor. Namun perlu diperhatikan pula untuk mengunci tali helm agar tidak terlepas saat terjadi kecelakaan karena akan berdampak sama dengan tidak mengenakan helm sama sekali.
Oleh karena itu, dirancang sebuah sistem smart helmet yang dapat memberikan peringatan kepada pengendara ketika menemui faktor-faktor yang berisiko menyebabkan kecelakaan. Faktor tersebut antara lain ketika pengendara belum mengenakan helm dan mengunci talinya, saat mengebut dan saat melewati obstacle (jalan rusak/berlubang dan polisi tidur) dengan kecepatan tidak wajar.
Smart helmet yang dirancang pada studi ini memiliki rata-rata response time 1,4 detik pada sistem pendeteksian penggunaan helm dan penguncian tali helm, serta 0,3 detik pada sistem pendeteksian kecepatan dan guncangan. Selain itu, rata-rata selisih perhitungan kecepatan antara smart helmet dengan kecepatan dari GPS adalah 3,3 km/jam.