Perkembangan teknologi dan informasi yang menciptakan munculnya media sosial
online telah mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, salah satunya media
sosial Instagram. Dengan adanya Instagram, menjadikan perubahan perilaku
penggunanya khususnya remaja (15-20 tahun) akan hiperealitas, yaitu tidak bisa
membedakan antara dunia nyata dan dunia maya untuk menampilkan berbagai hal
yang ia dokumentasikan. Kebutuhan menggunakan Instagram akan terus meningkat
diikuti dengan berbagai keinginan untuk mengeksistensikan diri di tengah-tengah
lingkungan. Hal ini berkaitan pula bagaimana remaja tersebut ingin menunjukkan
citra diri mereka di media sosial online (Instagram). Dikarenakan masa remaja
adalah masa pencarian identitas atau jati diri, membuat remaja akan mencoba apa
saja untuk membuat citra dirinya. Terdapat perbedaan cara remaja membentuk citra
diri mereka, seperti remaja kepribadian ekstrover dan introver. Maka dari itu,
diperlukan sebuah media informasi yang dapat memvisualisasikan remaja ekstrover
dan introver yang mengalami hiperealitas media sosial Instagram. Perancangan
karakter animasi 2 dimensi bertujuan mengarahkan remaja mengenai hiperealitas
media sosial Instagram. Metode perancangan yang dilakukan secara bertahap
meliputi pengumpulan data (studi pustaka, wawancara, dan observasi), kemudian
data-data dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi. Dari hasil
analisis data, didapatkan bahwa karakteristik umum mengenai bentuk wajah remaja,
konten unggahan umum remaja di Instagram, hingga cara berpakaian yang
digunakan oleh remaja ekstrover dan introver, yang nantinya digunakan sebagai
acuan dalam perancangan karakter animasi 2 dimensi ini. Sehingga, remaja akan
merasa seolah-olah karakter tersebut adalah dirinya yang sedang melakukan hal
yang sama saat menggunakan media sosial Instagram.
Kata kunci : Hiperealitas, Instagram, Remaja, Ekstrover, Introver, Karakter,
Animasi 2D.