Fiber optik merupakan salah satu media transmisi yang mampu menyediakan bandwidth yang besar sehingga pelanggan lebih memilih fiber optik untuk memenuhi kebutuhan internetnya. Sehingga PT Telkom sebagai penyedia jasa layanan telekomunikasi mulai mengubah infrastruktur jaringan akses mereka yang semula menggunakan kabel tembaga dan semi fiber optik menjadi full fiber optik. Proses migrasi dari jaringan akses semi fiber optik menjadi full fiber dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah menggunakan teknologi Mini OLT.
Proses migrasi dengan menggunakan teknologi Mini OLT dilakukan agar infrastruktur dari jaringan akses Multi Service Access Node (MSAN) yang semi fiber optik dapat diubah menjadi full fiber optik. Teknologi Mini OLT juga dapat memberikan efisiensi pada proses migrasi karena dapat memanfaatkan infrastruktur dari jaringan akses MSAN sebelumnya. Pada perancangan Mini OLT akan digunakan fiber optik cadangan untuk teknologi MSAN yang berada pada kabinet MSAN. Selain tempat menimpan Mini OLT nantinya, kabinet MSAN juga digunakan sebagai tempat untuk menggantikan fungsi dari ODC sehingga tidak perlu membangun ODC baru. Topologi jaringan selanjutnya akan diteruskan dengan kabel distribusi, ODP, kabel drop dan ONT seperti teknologi FTTH pada umumnya.
Berdasarkan dari beberapa analisa yang telah dilakukan, perancangan Mini OLT yang telah dibuat telah memenuhi standar kelayakan seperti nilai power link budget tidak melebihi batas minimal -25dB, rise time budget tidak melebihi batas minimal 70% NRZ dan bit error rate tidak melebihi ?10?^(-9). Selain itu, analisa perbandingan antara Mini OLT dengan FTTH tanpa Mini OLT menunjukkan bahwa perancangan Mini OLT unggul pada parameter kelayakan power link budget, rise time budget dan bit error rate, serta unggul dalam BoQ.