Sepak bola adalah salah satu olahraga yang paling digemari di dunia. Hal ini juga termasuk di Indonesia yang masyarakatnya juga menggemari sepak bola. Salah satu bagian dari sepak bola ialah suporter. Di Indonesia sendiri, masing – masing daerah memiliki suporternya masing – masing. Tetapi sayangnya, masih terdapat stigma negatif terhadap suporter – suporter di Indonesia karena identik dengan kekerasan. Tetapi di balik itu semua terdapat suporter yang juga kreatif, inovatif, dan kompak di Indonesia sehingga menarik media di dalam maupun di luar negeri. Suporter ini bernama Brigata Curva Sud yang mendukung PSS Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini meneliti bagaimana pola komunikasi pada organisasi Brigata Curva Sud menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma konstruktivisme yang hasil penelitiannya dipaparkan secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan acuan teori aliran komunikasi organisasi dari Pace & Faules. Sub fokus penelitian ini berupa aliran komunikasi yang di dalamnya terdapat proses penyebaran informasi, arah aliran komunikasi, dan jaringan komunikasinya. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara mendalam dan observasi partisipan dan data sekunder berupa dokumentasi dan penelusuran data Online. Informan penelitian ini terdapat empat informan dengan formasi tiga informan kunci dan satu informan tambahan.
Setelah melakukan proses penelitian, hasil penelitian yang didapat adalah pola komunikasi Brigata Curva Sud menggunakan proses penyebaran pesan secara serentak dan juga berurutan, sedangkan arah komunikasinya dilakukan secara horizontal, dan jaringan komunikasinya menggunakan jaringan all Channel atau seluruh saluran dengan peran jaringan opinion leader, Gate keepers, cosmopolites, Bridge, liaison, isolate dan klik.