Telkomsel sebagai operator terkumuka di Indonesia terus berusaha meningkatkan layanannya kepada pelanggan. Salah satunya dengan melakukan pengembangan jaringan, terutama jaringan 4G. Syarat untuk dapat menggunakan layanan 4G adalah memdapat jaringan 4G dan menggunakan device 4G serta USIM card 4G. Pengembangan jaringan 4G yang untuk memenuhi coverage layanan belum diserap oleh pelanggan secara optimal, hal ini terbukti dengan penetrasi jumlah pengguna device smartphone 4G masih mencapai 42%. Disamping itu masih banyak pelanggan yang belum mengganti dengan USIM (sim card 4G) walaupun mempunyai device berkemampuan 4G.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh suatu gambaran tentang keterkaitan antara penetrasi device 4G dengan pengembangan jaringan. Dan untuk mendapatkan jawaban terkait dengan penetrasi device 4G yang masih kurang sesuai dengan target. Dengan penelitian ini akan menemukenali penyebabnya serta mengetahui program-program yang telah dijalankan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif dimana pengambilan data berdasarkan kepada interview/wawancara langsung dengan beberapa expertise di lingkungan Telkomsel sebagai data primer. Sementara data sekunder diperoleh dari internal perusahaan serta row data sampling di wilayah Jabotabek dengan beberapa variabel antara lain, device type, USIM, revenue dan los (length of stay) pelanggan
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa penyebab penetrasi device 4G masih belum maksimal adalah dari sisi perusahaan tidak melakukan subsidi bagi penyediaan device 4G dan partnership, dari sisi pelanggan adanya pandangan jika menggunakan device 4G menjadi boros baik kuota maupun battery handsetnya, dan pelanggan sudah merasa cukup dengan kecepatan akses data jaringan 3G pelanggan yang menggunakan device 4G namun belum mengganti USIM 4G disebabkan keengganan untuk mengantri yang lama ketika berkunjung ke grapari Telkomsel.
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya terutama dalam strategi pengambangan jaringan yang dikaitkan dengan penetrasi device. Sehingga terjadi kesetimbangan antara investasi yang telah dikeluarkan oleh perusahaan dengan timbal balik yang diperolehnya.