Perataan laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan tujuan untuk mengurangi fluktuasi laba agar laba menjadi stabil dan terlihat baik di mata investor. Apabila laba pada perusahaan terlihat berfluktuasi, maka investor menganggap bahwa perusahaan tersebut memiliki risiko yang tinggi, sehingga dapat menurunkan motivasi untuk melakukan investasi. Hal ini mendorong pihak manajemen melakukan praktik perataan laba sebagai salah satu alternatif yang dapat dilakukan jika laba pada perusahaan berfluktuasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial antara cash holding, profitabilitas, dan leverage terhadap perataan laba pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013–2017. Metode dalam penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausalitas. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi logistik dengan menggunakan software SPSS 25.0. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling yang menghasilkan 6 sampel perusahaan terpilih dalam kurun waktu 5 tahun sehingga diperoleh 30 unit sampel perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2017.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel cash holding, profitabilitas, dan leverage secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Secara parsial, cash holding berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba, sedangkan profitabilitas yang diproksikan dengan return on assets (ROA) dan leverage yang diproksikan dengan debt to asset ratio (DAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.