Pada SDN keputusan pengiriman dilakukan secara flow-based forwarding. Flow-based forwarding dapat menghasilkan penambahan waktu dalam pengiriman paket. Sedangkan jaringan telekomunikasi membutuhkan ketersediaan jaringan yang tinggi. Sehingga pemilihan metode penempatan aturan flow entry menjadi hal yang krusial untuk dipertimbangkan.
Tugas akhir ini dibuat untuk memilih model penempatan aturan flow entries terbaik pada Software Defined Network menggunakan Opendaylight sebagai kontroler SDN. Hal ini dilakukan dengan pengukuran flow setup time, CPU Utilization dan juga pengukuran downtime jaringan serta packet loss ketika terjadi link failure pada jaringan. Pengujian dilakukan dengan dilakukannya beberapa skenario yang disimulasikan secara virtual.
Berdasarkan penelitian didapatkan kesimpulan bahwa model penempatan proactive flow lebih baik digunakan pada model jaringan dengan kompleksitas tinggi atau jaringan yang memiliki perubahan dinamis, dengan flow setup time 0,075 detik dan downtime jaringan selama 3,25 detik ketika terjadi link failure. Namun model penempatan proactive flow memiliki overhead seperti utilisasi CPU yang tinggi yaitu 82,71% dan banyak memakai memori switch karena flow entry terinstal untuk seluruh kemungkinan pengiriman pada jaringan. Sedangkan model penempatan reactive flow 13% lebih efisien dalam pemakaian memori switch dan utilisasi CPU 48% lebih sedikit namun tidak memiliki flow setup time secepat proactive flow sehingga lebih baik digunakan pada model jaringan yang tidak terlalu kompleks atau jaringan yang tetap.
Kata Kunci : Software Defined Networking, OpenFlow, flow-based forwarding, flow entry, OpenDaylight