Pengguna jaringan Long Term Evolution (LTE) kesulitan mengakses layanan internet (browsing, chatting, streaming, video call dan layanan paket data lainnya) ketika busway TransJakarta sedang bergerak pada jalur busway koridor 12 (Pluit-Tanjung Priok). Kesulitan untuk mengakses layanan internet ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kuat sinyal yang lemah, kapasitas cell jaringan LTE yang terbatas dan area cakupan LTE yang terbatas menjadi sebuah perhatian khusus bagi penyelenggara jaringan LTE.
Tugas akhir ini menggunakan jaringan microcell frekuensi 1800 Mhz dengan menggunakan metode bandwidth partition (frequency reuse-m) dengan faktor m:2 dan m:3 sebagai alternatif untuk memperbaiki kualitas sinyal pada area jalur busway TransJakarta koridor 12 (Pluit – Tanjung Priok).
Berdasarkan hasil perencanaan dan simulasi untuk memperbaiki kualitas sinyal (RSRP) dan area cakupan pada koridor 12 (Pluit – Tanjung Priok) didapat total kebutuhan microcell site berjumlah 9 (sembilan) site dengan jumlah jalur halte to halte yang bermasalah berjumlah 7 (tujuh) jalur. Hasil simulasi dari ke-7 jalur yang bermasalah memiliki nilai RSRP telah memenuhi KPI target dengan nilai rata-rata RSRP > -95 dBm dan nilai RSRP > -105 dBm mencakup 100% area. Kecuali pada jalur halte to halte Sunter Karya – Sunter Boulevard Barat mencakup 89% area. Nilai rata-rata SINR > 5 dB mencakup 100% area dan throughput > 20.000 Kbps mencakup 100 % area jalur halte to halte koridor 12 (Pluit – Tanjung Priok). Hasil dari penggunaan bandwidth partition pada jalur Sunter SMP 140 – Sunter Karya – Sunter Boulevard Barat – Sunter Kelapa Gading dapat meningkatkan nilai SINR dimana memiliki nilai rata-rata SINR sebesar 30,12 dB, sedangkan tanpa menggunakan bandwidth partition sebesar 17,41 dB.
Kata Kunci : Microcell, LTE 1800 Mhz, Busway TransJakarta, Reuse 3 Coverage, dan Capacity.