Otaku merupakan seseorang yang menggemari budaya populer Jepang, seperti anime dan manga. Karena beberapa kegiatan yang dilakukan, muncul pandangan-pandangan kurang baik yang berkembang di masyarakat. Hal ini menyebabkan otaku cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan non-otaku dan kemudian mereka membuat atau bergabung dengan kelompok atau komunitas yang sesuai dengan visi misi mereka terhadap budaya populer Jepang. Dengan adanya komunitas mereka dapat berinteraksi dengan terbuka tanpa perlu takut akan munculnya kesalahpahaman. Soshonbu merupakan komunitas Jepang pertama yang memiliki konsep organisasi semi formal dan berorientasi pada pendidikan. Riset ini bertujuan untuk mengungkap perilaku komunikasi yang otaku lakukan dalam interaksi sosial. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan menggunakan pradigma konstruktivisme. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan literatur.
Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan terhadap otaku yang tergabung dalam komunitas soshonbu adalah penggemar budaya Jepang (otaku) melakukan perilaku komunikasi dalam interaksi. Dalam interaksi sosial menghasilkan proses asosiatif dan disosiatif ketika berinteraksi baik dengan otaku lainnya maupun non-otaku. Otaku merasa lebih nyaman ketika berinteraksi dengan sesama otaku. Perilaku verbal yang muncul lebih beragam dibandingkan ketika otaku berinteraksi dengan non-otaku. Hal serupa juga terjadi pada perilaku non verbal, otaku lebih ekspresif dan antusias saat berinteraksi dengan sesama otaku.