Fasilitas trotoar merupakan salah satu fasilitas publik yang dapat digunakan oleh warga yang normal maupun penyandang disabilitas tunanetra. Karena penyandang disabilitas tersebut memiliki kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupannya dilaksanakan melalui penyediaan aksessibilitas oleh pemerintah dan masyarakat. Bagi para penyandang disabilitas tunanetra, aksesibilitas di trotoar jalan tersebut memiliki dua fungsi. Yaitu sebagai lajur pemandu dan sebagai lajur peringatan. Namun kenyataan di lapangan menunjukan bahwa para penyandang disabilitas tunanetra masih mengalami beberapa kesulitan saat menggunakan akses trotoar jalan. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yang tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Salah satu penyalahgunaan trotoar menjadi lahan milik pribadi yang sering dijumpai di Kota Bandung adalah pedagang kaki lima (PKL). Para pedagang kaki lima ini tersebar hampir di seluruh trotoar jalan utama wilayah Kota Bandung. Adapun beberapa kampanye terdahulu hanya membahas tentang trotoar bagi pejalan kaki saja, dan belum ada kampanye mengenai pentingnya aksesibilitas trotoar (jalur kuning) bagi penyandang tunanetra ini. Dari pihak pemerintah kota Bandung sendiri mengakui bahwa proses sosialisasi yang telah dilakukan kurang efektif karena masih sebatas pemberian penyuluhan kepada PKL saja. Dengan adanya tugas akhir ini, penulis ingin merancang sebuah kampanye mengenai pentingnya aksesibilitas trotoar (jalur kuning) bagi penyandang tunanetra kepada PKL di Kota Bandung ini. Kampanye ini akan dilaksanakan dengan penggunaan strategi kreatif yaitu dimulai dari pencarian gagasan atau ide, menentukan pesan visual, visualisasi iklan hingga penentuan media visual yang tepat untuk target audiens. Sehingga penyaluran informasi dapat ditangkap dengan mudah dan efektif oleh para target audiens (PKL Kota Bandung).