Perkembangan teknologi yang semakin modern membuat hadirnya inovasi mengenai beberapa teknologi. Salah satu teknologi yang berkembang saat ini adalah e-money. Flazz e-money merupakan salah satu jenis e-money berbasis chip yang dikeluarkan dan dikelola oleh bank BCA. Jumlah pengguna Flazz e-money dari tahun ke tahun meningkat dengan signifikan, hingga tercatat pada bulan Mei 2018 jumlah pengguna Flazz e-money berjumlah 14,9 juta pengguna. Namun faktanya jumlah transaksi Flazz e-money masih dikatakan minim apabila dibandingkan dengan alat transaksi elektronik bank BCA lainya yaitu ATM, mobile banking, dan internet banking. Selain itu tingkat awareness tentang uang elektronik di Kota Bandung dapat dikatakan minim apabila dibandingkan dengan kota-kota besar lainya seperti Jakarta, Medan, dan Semarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat perilaku penggunaan Flazz e-money di Kota Bandung dengan menggunakan Model UTAUT yang dimodifikasi oleh penelitian Abrahao et., al pada tahun 2016 dengan memfokuskan variabel performance expectancy, effort expectancy, social influence, perceived risk dan perceived cost terhadap behavioral intention. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deksriptif menggunakan Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) dengan 400 sampel pengguna Flazz e-money di Kota Bandung.
Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu performance expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention, effort expectancy berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention, social influence berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention. perceived risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap behavioral intention dan perceived cost berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap behavioral intention pada pengguna Flazz e-money di Kota Bandung.