Kesenian Sintren yang berasal dipesisir utara yang menyambungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain di Cirebon, Kuningan, Indramayu, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Pekalongan. Kesenian Sintren mempunyai keistimewaan sendiri dalam pertunjukannya yaitu didasari dengan sang penari Sintren diharuskan seorang gadis dalam keadaan suci agar roh bidadari dapat masuk ke tubuh sang penari sehingga penari bisa menari diluar kesadarannya, kepercayaan seperti ini sangat kental di kalangan masyarakat pesisiran. Perilaku trance yang terjadi pada sintren merupakan ciri khas dari kesenian ini. Dari asal usul bahasa kata Sintren merupakan persatuan dari suku kata yaitu “si” yang berarti “dia” dan “tren” yang berarti “putri”, namun, ada pula pendapat Sintren berasal dari kata Sintiran atau Santiran yang merupakan sejenis permainan rakayat yang memuat unsur-unsur hal magis. Selain asal usul arti kata Sintren, sampai saat ini latar belakang tari Sintren menimbulkan berbagai praduga tentang asal usul dan perkembangannya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dan disimpulkan menjadi sebuah informasi serta penafsiran pesan dalam hal ini objek yaitu tari Sintren. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui persepsi mantan penari sintren terhadap tari Sintren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus Stake dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan persepsi berbeda-beda yang disebabkan oleh pengalaman, pengetahuan yang dimiliki akan Sintren dan hal yang menarik perhatian setiap informan
Kata Kunci : Kesenian, Tari, Sintren, Persepsi