Linux Container adalah sekumpulan satu atau lebih suatu proses yang diisolasi dari seluruh sistem. Semua file yang diperlukan untuk menjalankannya disediakan dari gambar yang berbeda, yang berarti bahwa Linux Container portable. Dalam menggunakan Linux Container akan merujuk sumber daya virtualisasi dengan menggunakan Ubuntu sebagai sistem operasi. Studi ini membahas penggunaan proses sistem pada CPU terkait dengan proses migrasi container di mana ada beberapa aplikasi yang dilakukan dari berbagai kondisi. Seperti, mengukur proses sistem ketika container sebelum dimigrasi, saat migrasi container berlangsung, dan setelah migrasi container selesai. Setiap proses menggunakan spesifikasi processor dengan core yang berbeda-beda. Proses ini dilakukan untuk menentukan penggunaan CPU saat melakukan proses migrasi container menggunakan LXD API dari platform satu platform ke platform lainnya. Lalu, untuk mengetahui penggunaan CPU pada waktu sebelum migrasi, saat migrasi, dan setelah migrasi pada container yang nantinya menjadi acuan untuk mengetahui penggunaan dari suatu aplikasi yang ada dalam container yang bertujuan untuk tolak ukur pada user pada penggunaan aplikasi dalam container. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah aplikasi dalam container memiliki pengaruh pada penggunaan CPU selama proses migrasi container dan jumlah core pada processor mempengaruhi kondisi responsif atau tidak responsifnya dalam menggunakan suatu layanan disaat mengakses banyak aplikasi layanan yang terdapat dalam container.