Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat. Beras sebagai salah satu komoditas utama di Indonesia termasuk komoditas yang sangat penting karena dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara. Pemerintah mengawasi langsung dengan membentuk Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG). Perum Bulog Subdivre Bandung merupakan salah satu dari Sub Divisi Regional yang berada dibawah naungan Perum Bulog yang melakukan pengelolaan distribusi beras ke lima wilayah Bandung. Proses pengadaan komoditas beras Bulog merupakan proses yang sangat penting. Apabila proses pengadaan komoditas beras Bulog terganggu tentunya dapat mempengaruhi ketiga pilar Ketahanan Pangan yaitu Availability, Accessibility dan Stability. Oleh karen itu, diperlukan manajemen risiko dan strategi mitigasi pada proses pengadaan. Pada penelitian ini, untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan strategi mitigasi menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR), Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process(AHP). Hasil dari idetifikasi risiko yang didapatkan di lapangan dan wawancara dengan pakar terdapat 12 kejadian risiko dan 16 penyebab risiko yang terbagi berdasarkan tiga pilar ketahanan pangan dan untuk strategi mitigasi terbagi menjadi 3 penyebab utama dengan 3 alternatif dari setiap penyebab utama. Sehingga untuk mempermudah melakukan monitoring, dirancang sebuah sistem monitoring untuk Perum Bulog Subdivre Bandung.