Hiruk pikuk perkotaan memicu stress pada beberapa penduduknya yang berujung pada tindakan agresi. Setiap individu memiliki caranya sendiri untuk memproyeksikan perasaan ini, dan tidak sedikit yang melakukannya pada hewan. Tindakan ini disebut dengan Animal Abuse, yaitu tindakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan pada hewan, baik yang disengaja maupun tidak. Pada perosesnya, hewan tersebut mendapat penyiksaan baik secara fisik maupun mental. Hewan yang sering mendapat perlakuan ini adalah kucing liar. Jumlah mereka yang terbilang sangat banyak dan berada dekat disekitar manusia, membuat mereka menjadi target pelampiasan agresi bagi beberapa orang. Fenomena ini ditemukan terjadi di beberapa kota besar, salah satunya Kota Jakarta. Hal ini membuktikan bahwa rasa empati penduduk perkotaan terhadap hewan masih kurang. Maka dari itu, perlu dibuat sebuah media yang dapat memvisualkan fenomena ini untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu melalui animasi 2 dimensi. Dalam pembuatannya, banyak hal yang harus diperhatikan agar dapat merepresentasikan kota Jakarta dengan baik. Sehingga pada Background yang dibuat terdapat asset yang menjadi ciri khas kota Jakarta. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa wawancara, observasi, dan studi pustaka. Kemudian data tersebut dianalisis dengan metode studi kasus. Dari hasil analisis akan didapatkan asset yang menjadi ciri khas kota Jakarta dan tata peletakan asset pada background untuk kemudian digunakan dalam perancangan background animasi 2D.