Seorang auditor harus memiliki sikap skeptisisme profesional pada saat melaksanakan tugasnya. Auditor dapat dikatakan skeptisisme profesional jika auditor tersebut memiliki suatu pikiran yang selalu mempertanyakan dan waspada terhadap kondisi-kondisi yang mengindikasi kecurangan dan kesalahan. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap skeptisisme profesional yaitu independensi, kompetensi dan pengalaman.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menginvestigasi pengaruh independensi, kompetensi, dan pengalaman auditor secara simultan maupun parsial terhadap skeptisisme profesional auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang berasal dari kuesioner pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif verifikatif. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh auditor yang ada pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling dengan teknik convinience sampling. Sampel pada penelitian ini yaitu responden yang mana auditor pada 31 KAP di wilayah Bandung yang terdaftar pada directory IAPI tahun 2018. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda.
Hasil uji analisis menunjukkan bahwa independensi, kompetensi dan pengalaman auditor berpengaruh secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor. Secara parsial, independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Pengalaman auditor tidak berpengaruh secara parsial terhadap skeptisisme profesional auditor.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu independensi, kompetensi auditor mempengaruhi sikap skeptisisme profesional auditor pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung periode 2019. Peneliti memberikan saran kepada KAP untuk mempertahankan sikap skeptisisme auditor.
Kata Kunci: Independensi, Kompetensi, Pengalaman, Skeptisisme Profesional.