PT XYZ merupakan salah satu industri manufaktur yang fokus memproduksi Pipa Baja dan Pipa Beton. Salah satu mesin yang digunakan pada lini produksi Pipa Baja adalah Mesin Cutting dengan frekuensi downtime terbanyak. Untuk mengatasi masalah tersebut, Total Productive Maintenance (TPM) merupakan metode yang relevan untuk diterapkan. Sebelum dilakukannya penerapan metode TPM, perlu dilakukannya analisis kondisi eksisting Mesin Cutting dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang digunakan sebagai indikator tingkat efektivitas mesin. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode OEE diperoleh nilai sebesar 46,77% yang berarti nilai OEE pada Mesin Cutting belum mencapai nilai Standard World Class yaitu sebesar 85%. Faktor utama yang paling mempengaruhi rendahnya nilai OEE adalah Reduced Speed Loss dengan persentase kerugian sebesar 75,43% yang diperoleh dari perhitungan Six Big Losses. Penyebab kerugian tersebut dapat diidentifikasi menggunakan diagram fishbone pada faktor Reduced Speed Loss dengan mempertimbangkan empat faktor yaitu man, spare part, method dan machine. Setelah diketahui penyebab kerusakannya maka dapat dilakukan upaya penerapan Total Productive Maintenance untuk meningkatkan efektivitas Mesin Cutting dan mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi pada mesin tersebut dengan melakukan empat tahap yaitu preparation, introduction, implementation dan consolidation & sustaining.