Secara logika manajer melakukan manajemen laba pasti memiliki alasan dasar karena pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang cenderung menghindari resiko sehingga akan berusaha untung meminimalkan kerugian, walaupun dengan usaha yang mungkin nantinya dapat merugikan orang lain. Manajemen Laba merupakan merupakan penentuan prinsip, kebijakan akuntansi, dan metode oleh seorang manajemen dalam mencapai tujuan tertentu. Kondisi inilah yang mengakibatkan manajemen laba dianggap tidak dapat diterima umum apabila memang didasari oleh tujuan tertentu dan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi.
Dalam penelitian ini variabel independen adalah kebijakan dividen, aktivitas komite audit, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan kompensasi bonus. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan dividen, aktivitas komite audit, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan kompensasi bonus terhadap manajemen laba pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2017, diperoleh 20 perusahaan dengan pengamatan selama lima tahun sehingga di dapatkan 100 sampel yang di observasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan aplikasi Eviews 9.0.
Berdasarkan hasil penelitian, kebijakan dividen, aktivitas komite audit, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dan kompensasi bonus berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba. Secara parsial, dewan komisaris independen dan kompensasi bonus berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan kebijakan dividen, aktivitas komite audit, dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Kata kunci: Manajemen Laba, Kebijakan Dividen, Aktivitas Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Kompensasi Bonus.