Di era modernisasi penggunaan bahasa sunda pada kisaran umur remaja semakin tergerus, hanya sekitar 43% remaja Jawa Barat yang mampu menggunakan dan memahami bahasa daerahnya sendiri khususnya bahasa sunda. Sehingga jika terus dibiarkan terjadi, maka suku sunda akan kehilangan aspek penting yang menjadi identitas kebangsaan masyarakat Jawa Barat. Fenomena tersebut membuat beberapa konten kreatif YouTube seperti Fiksi dan Abdulrohman membuat konten dengan menggunakan bahasa sunda agar mendorong remaja khususnya remaja Jawa Barat menggunakan dan memahami bahasa sunda.
Tujuan penelitian ini ialah mendesripsikan permaknaan penonton dan mengetahui posisi penonton dalam penerimaan makna dalam konten video Fiksi dan Abdulrohman. Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif, paradigma konstruktivisme dengan pendekatan analisis resepsi (Reception Analysis) Stuart Hall. Analisi resepsi memandang audiens secara aktif, yakni penonton mampu mengkonsturuksi dan merekonstruksi makna yang ada didalam sebuah tayangan. Posisi-posisi penonton di kategorikan berdasarkan teori Encoding/Decoding milik Stuart Hall dalam tiga posisi pembacaan penonton yakni Dominant position, Negotiated position dan Oppositional position
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa permaknaan audiens terhadap permaknaan dalam konten yang menggunakan bahasa sunda pada chanel YouTube Fiksi dan Abdulrohman kepada kelima informan menghasilkan permaknaan yang didominasi oleh posisi Dominant Position.