Sejak penemuan pertama lampu pijar, manusia semakin terbiasa hidup di bawah gemerlap cahaya artifisial yang berlebihan setiap malam. Penggunaan cahaya artifisial yang tidak tepat menyebabkan polusi cahaya yang kini dialami oleh lebih dari 80% populas dunia di kota-kota padat penduduk, termasuk Kota Bandung. Data dari penelitian terbaru menunjukkan bahwa luas polusi cahaya kategori tinggi di Bandung mengalami peningkatan di tahun 2013-2017 sebesar 13,79 km2/tahun. Sebagai imbasnya, estetika alami langit malam di Kota Bandung tak lagi bisa dinikmati lantaran cahaya objek astronomi, termasuk galaksi Bima Sakti, terhalangi oleh kubah skyglow akibat cahaya polutan yang naik ke angkasa. Observatorium Bosscha sebagai kebanggaan Bandung dan satu-satunya observatorium di Indonesia yang masih aktif melakukan penelitan astronomi sejak tahun 1928, juga diklaim tak lagi ideal untuk dijadikan lokasi pengamatan objek astronomi akibat tingkat kecerahan langit yang terlalu tinggi. Sebagai pribadi yang memiliki ketertarikan khusus terhadap dunia astronomi, saya yang juga merupakan warga asli kota Bandung memiliki keprihatinan tersendiri terhadap ‘hilangnya’ pesona langit malam Bandung akibat polusi cahaya. Keinginan untuk meningkatkan kesadaran terhadap isu ini dituangkan saya melalui karya instalasi yang mengeksplorasi medium lampu, cat reflektif, dan video.