Tenun Sengkang merupakan Tenun Tradisional khas Suku Bugis yang memiliki makna dan nilai tersendiri bagi Suku Bugis. Hingga kini Lippa, sebutan lain dari Tenun Sengkang, masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari Suku Bugis, seperti pada pernikahan, peringatan, memasak, belanja dan lain sebagainya. Lippa pun sudah menjadi kain Tenun yang diangkat oleh beberapa desainer ternama seperti Ivan Gunawan dan Didit Maulana. Dalam industri fesyen 15% rata-rata limbah yang dihasilkan dari 400 miliar persegi kain terbuang, dengan artian sebanyak 60 miliar persegi kain mencemari lingkungan. Pada penelitian ini mahasiswa akan mengangkat Lippa untuk diaplikasikan pada rancangan ready to wear convertible menerapkan teknik zero waste fashion design dengan pola geometris guna pengoptimalan bahan agar limbah yang dihasilkan dibawah 15%. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah peneltian kualitatif, dimana metode yang dilakukan diantaranya studi literatur, wawancara, observasi dan eksperimen. Produk akhir yang dihasilkan berupa busana ready to wear convertible. Mahasiswa berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi para pelaku industri fesyen untuk lebih mengembangkan konsep zero waste fashion design terutama pada pakaian convertible sebagai langkah untuk industri fesyen yang lebih ramah lingkungan.
Kata kunci : tenun sengkang, zero waste, convertible, geometris