Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pemanfaatan kulit bawang merah sebagai pewarna alam oleh Made Diah Angendari yang menunjukkan hasil warna dari masing-masing mordan yang digunakan dengan teknik Jumputan, sehingga disarankan dalam penelitian selanjutnya menggunakan konsentrasi mordan yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan wawancara ke tiga narasumber yang berbeda sebagai pelaku jual-beli hingga olah pangan bawang merah, yaitu KLP Nusantara, Ibu Kuswati, dan Dapur Alifa. Menurut wawancara yang dilakukan, ketiga narasumber tersebut dapat menghasilkan ±64 kg kulit bawang merah per bulannya, dan sebagian besar kulit bawang merah yang dihasilkan hanya dibuang atau dibakar tanpa pemanfaatan lebih lanjut.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan penelitian dengan menggunakan konsentrasi bahan pewarna alam, takaran mordan, teknik pencelupan, durasi pencelupan, dan teknik tekstil yang berbeda dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah kulit bawang merah yang melimpah dan mengetahui cara pengembangan dalam pemanfaatan limbah kulit bawang merah sebagai pewarnaan tekstil. Penelitian ini menggunakan metodologi eksperimental dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi literatur, dan eksperimen. Hasil eksperimen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pewarnaan terpilih berupa penggunaan mordan akhir tunjung dengan teknik pencelupan dingin 1 jam mendapat hasil yang baik berdasarkan uji ketahanan luntur yang dilakukan di Balai Besar Tekstil Bandung, yang kemudian hasil pewarnaan tersebut diaplikasikan pada produk tekstil berupa kain panjang dengan beberapa ukuran yang berbeda.