Pada tahun 2017 tercatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM meningkat signifikan 62 persen. Dari penerimaan tersebut subsektor mineral dan batu bara memberikan kontribusi sebesar Rp40,6 triliun. Namun, ditemukan selama tahun 2015 hingga tahun 2018, banyak perusahaan tambang batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan berdasarkan metode EVA (Economic Value Added), MVA (Market Value Added), dan FVA (Financial Value Added) pada perusahaan pertambangan subsektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analaisis EVA, MVA, dan FVA digunakan untuk melihat kinerja keuangan yang lebih baik dan efisien dari perusahaan.
EVA merupakan salah satu jenis pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai dimana fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai perusahaan. MVA alat ukur untuk mengukur berapa banyak kekayaan yang ada pada suatu perusahaan yang diciptakan untuk saat tertentu. Serta FVA merupakan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang mengukur nilai tambah finansial perusahaan dengan mempertimbangkan kontribusi aset tetap dalam menghasilkan laba bersih perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik purposive sampling pada perusahaan perusahaan pertambangan subsektor batubara yang terdaftar di BEI dan membukukan laba usaha selama periode 2014-2018. Hasil EVA dalam penelitian ini yaitu 6 perusahaan yang memiliki nilai EVA positif selama kurun waktu 5 tahun. Lalu dari penelitian ini terdapat hasil MVA yang cenderung negatif, terdapat 3 perusahaan yang memiliki nilai MVA negatif tiap tahunnya selama kurun waktu 5 tahun. Kemudian untuk nilai FVA yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu terdapat 3 perusahaan yang memiliki nilai FVA negatif tiap tahunnya selama periode penelitian.