PT XYZ adalah salah satu perusahaan yang berfokus memproduksi pakaian berkualitas tinggi untuk pasar global, dengan harga yang sangat kompetitif. Dalam upaya meningkatkan performansi internal khususnya karyawan di perusahaan tersebut, maka diperlukannya perbaikan kinerja perusahaan maupun SDM dapat dilakukan dengan cara merancang manajemen kinerja. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, saat ini perusahaan hanya melakukan pengukuran kinerja untuk perorangan saja, belum dilakukannya pengukuran kinerja secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu dilakukannya sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya dapat mengukur kinerja perorangan saja tetapi juga dapat mengukur kinerja terhadap kontribusi pihak SDM demi tercapainya visi, misi, dan strategi perusahaan. Salah satu sistem pengukuran kinerja yang mampu mengatasi permasalahan SDM adalah metode Human Resources Scorecard yang merupakan sistem pengukuran kinerja yang menghubungkan karyawan, strategi perusahaan, dan kinerja melalui empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Untuk melakukan pengukuran kinerja SDM di PT XYZ dimulai dengan penjabaran visi, misi, dan strategi PT XYZ. Proses selanjutnya adalah perhitungan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), setelah itu mengukur kinerja pada PT XYZ. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 5 sasaran strategi, 9 faktor sukses kritis, 14 KPI. Hasil akhir skor kinerja PT XYZ untuk perspektif keuangan adalah 3,278 dengan kriteria baik, untuk perspektif pelanggan adalah 4,000 dengan kriteria baik, untuk perspektif proses bisnis internal adalah 4,197 dengan kriteria sangat baik, dan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah 3,518 dengan kriteria baik. Sehingga secara keseluruhan kinerja PT XYZ adalah 3,7591 dengan kriteria baik.
Kata Kunci : Pengukuran Kinerja, Human Resources Scorecard, Faktor Sukses Kritis, Key Performance Indicator, Analytical Hierarchy Process (AHP)