Penggunaan sistem informasi saat ini telah menjadi kebutuhan dalam organisasi, termasuk dalam bidang kesehatan. Adaya penggunaan data digital untuk informasi medis membuat keamanan penting bagi penyedia layanan kesehatan. Penyebab utama pelanggara keamanan adalah akses ilegal yang berasal dari internal perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, Puskesmas perlu membangun keamanan informasi untuk mengurangi tingkat pelanggaran keamanan dan menjaga informasi kesehatan pasiennya. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Management, Workplace Capabilities, Risk and Response Factors, Operational Management, Change Management, Organzational Culture, Knowledge, Security Compliance, Security behaviour, Soft Issues-Workplace Independent , Training and Awareness, Information Security Policies, Preceived Security Threat dan Attitude terhadap Budaya Keamaan Informasi di Puskesmas Kota Bandung. Data dari penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner kepada sejumlah pegawai di Puskesmas sebanyak 154 pegawai yang digunakan sebagai sampel penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik analisis data berupa PLS-SEM dengan menggunakan Software WarpPLS 6.0. Teknik yang digunakan yaitu teknik Evaluasi model yang terdiri dari Model Pengukuran dan Model Struktural serta Pengujian Hipotesis.Berdasarkan hasil Evaluasi Model dan Pengujian Hipotesis hasil yang didapatkan menunjukkan variabel yang mempengaruhi Budaya Kemanan Informasi pada pusat kesehatan masarakat di Kota Bandung adalah Management,Change Management, Knowledge, Soft Issue-Workplace Independent dan Attitude.
Kata Kunci : Budaya Keamanan Informasi, Layanan Kesehatan, PLS-SEM.