Penggunaan arsitektur jaringan secara virtual lebih mudah dan menguntungkan daripada arsitektur jaringan fisik. Salah satu kemampuan arsitektur virtual adalah metode overcommit. Overcommit merupakan karakteristik hypervisor *yang mengizinkan sebuah *server memiliki resource yang lebih besar dibanding physical resource dan memungkinkan beberapa Virtual Machine (VM) untuk berbagi memori dan core yang disediakan oleh physical host. Hal ini sudah pasti sangat menghemat resource, tetapi pembagian penggunaan tersebut tidak selalu membawa keuntungan, masing-masing kinerja VM dapat mengalami penurunan dan memungkinkan timbulnya resiko crash *jika perangkat lain sibuk atau bekerja secara berlebihan. *Overcommit dalam penelitian menggunakan openstack dengan satu controller dan satu compute node di atas Google Cloud. Dilakukan overcommit ratio 1:1, 1:8, 1:16, 1:24 dengan masing-masing skenario diberi background load sebesar 0\%, 50\%, dan 100\%. Setelah penelitian dilakukan, terdapat penurunan TCP throughput 78\% dari overcommit ratio 1:1 ke ratio 1:24 dengan load 0\%, 99\% penurunan dengan ratio yang sama pada load *50\% dan 100\%. Pada UDP *throughput * ditemukan penurunan 63\% dari *overcommit ratio 1:1 ke ratio 1:24 dengan load 0\%, 98\% penurunan dengan ratio yang sama pada load 50\% dan 100\%. Berdasarkan hasil pengukuran jitter,* overcommit* 1:24 dengan load 50\% memiliki jitter tertinggi, sedangkan pada* ratio* 1:1 dengan load 0\% memiliki jitter terendah. Paket loss tertinggi memiliki nilai 93.2\% ketika ratio 1:1 load 0\% dan* loss* terendah yaitu 64.17\% pada ratio *1:24 load 100\%. CPU *benchmarking, waktu tempuh pada overcommit ratio 1:24 load 100\% mencapai nilai tertinggi dan titik terendah pada *overcommit ratio *1:1 load 0\%.