Pengguna mobile banking masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi nasabah, jika dilihat dari jumlah pengguna internet di Indonesia dan perangkat yang digunakan lebih banyak adalah smartphone seharusnya perkembangan mobile banking bisa lebih besar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk lebih memahami resistensi inovasi dengan membagi non-pengguna mobile banking ke dalam 3 kelompok berdasarkan keniatan menggunakan inovasi. Setelah itu diidentifikasi perbedaan resistensi diantara kelompok tersebut
Penelitian ini mengidentifikasi 3 kelompok non-pengguna mobile banking yaitu postponers, opponents, rejectors. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara online melalui google forms dan menyebarkan langsung ke non-pengguna layanan mobile banking. Pengolahan data dilakukan menggunakan software SPSS 23 menggunakan metode analisis diskriminan. Dari kuisioner yang disebar diperoleh 410 responden yang terdiri dari 144 responden postponers, 171 responden opponents dan 95 responden rejectors.
Dari hasil penelitian ini variabel yang paling membedakan antara ketiga grup adalah variabel Value Barrier, Image Barrier, dan Risk Barrier. Untuk mengatasi hal ini, pihak bank harus memberikan pendekatan strategi yang berbeda sesuai kebutuhan postponers, opponents dan rejectors. Pihak bank harus mendekati para non-pengguna melalui komunikasi tatap muka dan metode edukasi mengenai nilai-nilai positif menggunakan mobile banking, mendemonstrasikan kemudahan kenyamanan, dan meningkatkan kualitas dalam keamanan mobile banking dan pihak bank harus bisa mengembalikkan citra buruk terhadap resiko yang mungkin dialami dalam penggunaan mobile banking.