Kejadian darurat dapat terjadi kapan, dimana, dan siapa saja. Oleh karena itu muncul sebuah solusi yaitu aplikasi panic button di Kota Bandung, yang mana tujuannya dapat membantu pengguna ketika dalam kejadian gawat darurat sehingga dapat ditindak lanjuti oleh pihak berwajib. Namun aplikasi panic button sendiri memiliki sebuah kekurangan yang membuat penyandang tunarungu susah untuk menggunakan aplikasi ini, yaitu pada fitur konfirmasi gawat darurat yang melalui panggilan telepon. Susahnya penyandang tunarungu dalam berkomunikasi membuat penyandang tunarungu susah dalam melakukan konfirmasi gawat darurat tersebut. Pada penelitian ini dibangun user interface panic button yang dapat digunakan untuk penyandang tunarungu dengan menggunakan metode user centered design (UCD) dan dilakukannya pengujian menggunakan metode USE questionnaire. Dari hasil usability testing iterasi ketiga menghasilkan nilai sebesar 87% dengan kategori sangat baik, sehingga perancangan user interface panic button untuk penyandang tunarungu telah sesuai dengan kebutuhan pengguna
Kata Kunci: penyandang tunarungu, user centered design, user interface, use questionnaire