Koopetisi (kolaborasi antara perusahaan yang bersaing) adalah sebuah fenomena yang baru-baru ini menarik banyak perhatian karena semakin relevan dalam praktik bisnis. Hal ini distimulasi oleh inovasi dan pengembangan teknologi yang telah menyebabkan perubahan cepat dalam lingkungan bisnis. Perubahan-perubahan ini telah memaksa perusahaan untuk mengubah cara mereka melakukan bisnis dan beroperasi. Dua industri yang terkena dampak perubahan ini adalah industri telekomunikasi dan industri teknologi informasi (TI). Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya yang menghubungkan koopetisi dengan model bisnis masih dalam tahap awal sehingga masih terbuka peluang untuk meneliti lebih dalam mengenai subjek ini. Tesis ini membahas bagaimana implementasi model bisnis berbasis koopetisi sebuah perusahaan di pasar segmen Telekomunikasi di Indonesia. Kami menyajikan studi kasus tunggal mendalam tentang proses coopetition F5 sebagai vendor Application Delivery Controller (ADC) tentang bagaimana ia menjalankan model bisnis ke segmen pelanggan Telekomunikasi. Kami menemukan bahwa koopetisi berjalan pada kasus per kasus untuk tujuan taktis dengan perusahaan lain yang tidak memiliki produk yang tumpang tindih dan melibatkan perusahaan pihak ketiga sebagai System Integrator (SI) yang mengatur kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Penelitian ini menunjukkan perusahaan yang memiliki produk sebagai solusi pelengkap dari produk lain secara alami lebih suka melakukan koopetisi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki solusi end to end, dan keberadaan SI sebagai pihak ketiga sangat diperlukan dalam rantai distribusi sebuah perusahaan yang memiliki model bisnis berbasis koopetisi. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan mendapatkan hasil koopetisi dalam bentuk survival bisnis, mempertahankan pangsa pasar yang ada, terutama yang dilakukan dengan perusahaan-perusahaan dari Amerika, membantu mencapai tujuan bersama yaitu kepuasan pelanggan, dan melahirkan kepercayaan dan hubungan yang kuat.