Perusahaan perlu melakukan berbagai strategi yang lebih efisien dan menghasilkan performa kinerja yang lebih baik agar dapat tetap bertahan dalam dunia persaingan. Strategi yang inovatif dapat meminimalisir adanya kegagalan yang disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan dalam melakukan manajemen proyek dan mengelola risiko pada suatu proyek. PMI’s Pulse of the Profession (2018) melakukan penelitian bahwa organisasi yang memiliki tingkat kematangan yang tinggi memiliki nilai performasi yang jauh lebih baik. dibandingkan dengan organisasi yang memiliki tingkat kematangan yang rendah. Evaluasi terhadap tingkat perusahaan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan dalam menerapkan manajemen risiko proyeknya. Pada penelitian ini Project Management Maturity Model (PM3) yang terpilih menjadi framework dalam penelitian ini dikarenakan menurut Khoshgoftar & Osman (2009) metode tersebut telah mengacu pada standar PMBOK (Project Management Body of Knowledge) sehingga metode pengukurannya dapat dipertanggung jawabkan. PMBOK merupakan standar dari Project Management Institute (PMI) untuk menerapkan manajemen proyek. Dalam penelitian menggunakan model ini. Hasil pengukuran tingkat kematangan perusahaan akan dibandingkan dengan pembobotan menggunakan metode Analytical Process Hierarchy (AHP) untuk mendapatkan evaluasi adanya kesenjangan antara hasil perhitungan maturity level dengan perspsi pembobotan dari sudut pandang perusahaan. Pada Hasil pemboboran perusahaan didapatkan bahwa yang menjadi prioritas utama dalam perusahaan adalah proses plan risk management, untuk tingkat kematangan PT.XYZ berada pada level 1 (initial process), dimana perusahaan telah menyadari kebutuhan untuk diterapkannya manajemen risiko tetapi belum memiliki metode dan standar. Hasil perhitungan ini didasarkan pada kumulatif tingkat kematangan pada setiap proses.
Kata kunci: manajemen proyek, risiko, project maturity model, project risk management