Pada suatu perusahaan dalam bidang kontruksi bangunan gedung, dalam pekerjaan apabila ingin mengukur ketinggian suatu bangunan haruslah menggunakan alat ukur ketinggian manual yang bernama Theodolite dan juga Waterpass, dimana pengukuran ketinggian secara manual menggunakan alat ukur dengan rentang ukur terbatas dapat menghambat kinerja aktivitas pembangunan gedung. Saat ini penelitian mengenai mengukur ketinggian bangunan masih sedikit, sebagian hanya menggunakan mengukur ketinggian bangunan hanya sekala kecil. Adapun kekurangan dari alat pengukuran yang digunakan pada bidang kontruksi bangunan ialah dimana alat tersebut melakukan pengukuran menggunakan suatu acuan yaitu benang wol atau kaca, dan juga memiliki kelemahan alat yang terlalu besar untuk dibawa dari satu proyek ke proyek lain. Penelitian ini menghasilkan alat pengukuran ketinggian bangunan dengan menggunkana gyroscope, dan dari penelitian ini didapatkan hasil error pada saat pengukuran berlangsung. Pengukuran berlangsung dengan cara mengukur ketinggian perlantai. Dengan hasil sebagai berikut pengujian pertama dilakukan dengan pengujian tinggi lantai 1 hasil error 0, lantai 2 mendapatkan hasil error 0, lantai 3 mendapatkan hasil error 0, lantai 4 mendapatkan hasil error 1,1, lantai 5 mendapatkan hasil error 17,3, lantai 6 mendapatkan hasil error 102.4, lantai 7 mendapatkan hasil error 80,2, lantai 8 mendapatkan hasil error 0, dan pengujian terakhir dilakukan dengan pengujian tinggi lantai 9 mendapatkan hasil error 305,7. Pada pengujian sudut yang memiliki nilai error terkecil ialah dengan menggunakan kalman filter, kemudian yang kedua dengan kalibrasi, dan juga tentunya yang memiliki error yang tinggi pada saat sudut normal atau tanpa adanya filter, dikarenakan pada sudut normal tanpa adanya filter kalman.