Untuk bisa bersaing pada pasar bisnis telekomunikasi, PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. mengembangkan layanan produk dengan mengubah protofolio bisnis Fixed, Mobile, and Multimedia (FMM) menjadi Telecomunication, Information, Media and Edutainment (TIME). Salah satu layanan produk dari hasil pengembangan tersebut yaitu segmen layanan POTS. Produk utama pada layanan tersebut yaitu telepon fixed line dan indiehome. Pengembangan layanan baru ini diakibatkan demand pelanggan yang saat ini membutuhkan layanan telepon kabel dengan konektifitas internet yang cepat. Berkembangnya layanan yang diberikan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pelanggan. Sehingga, database SAP pada server production Telkom telah mengonsumsi data dengan kapasitas yang besar karena adanya peningkatan jumlah data pelanggan. Hal ini mengakibatkan sistem SAP Telkom mengalami gangguan operasi dalam jangka waktu tertentu (Downtime). Untuk mengatasi masalah tersebut, Telkom melakukan proses reduksi data dari server sebelumnya yaitu server production (TREMS) ke server baru (NEWTREMS). Data yang direduksi salah satunya terjadi pada data transaksi pembayaran (payment) pelanggan POTS. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan proses untuk memastikan bahwa setiap unit transaksi yang memakai data yang telah direduksi dapat berjalan semestinya pada server baru. Maka dari itu diperlukan suatu pengujian untuk menguji setiap unit data transaksi pembayaran hasil reduksi tersebut. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode pengujian Black Box Testing, System Integration Testing (SIT), dan User Acceptance Testing (UAT) untuk mengetahui jika terdapat defect atau bug pada sistem. Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebuah perancangan pengujian sistem aplikasi SAP.