Observatorium Bosscha memiliki sejarah sebagai tempat peneropongan bintang tertua dan terbesar di Indonesia. Berada dibawah naungan FMIPA-ITB Bosscha memiliki fungsi dan tugas tridharma universitas. Dilihat dari penyesuaian kebutuhan fasilitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarkat, luas bangunan Bosscha tidak dapat menutupi semua kegiatan tersebut. Bangunan Bosscha juga telah terdaftar sebagai cagar budaya kelas A. Disisi lain kebutuhan fasilitas untuk menunjang kegiatan terus berubah seiring zaman. Sehingga pada redesign pusat studi astronomi Bosscha ini dilakukan invasi bangunan dengan pendekatan adptive reuse. Dengan penggayaan ruang futuristik yang dapat mewakili dunia astronomi yang selalu maju dan berteknologi tinggi, serta membuat ruang lebih menonjol tanpa mematikan nilai sejarah pada bangunan lama Bosscha.
Kata Kunci : Pusat studi astronomi, Bosscha, Adaptive reuse, Futuristik