Semakin tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia akan listrik maka pengelolaan proses bisnis PT. PLN (Persero) perlu terintegrasi melalui sebuah sistem informasi yang dapat membantu dalam pengelolaan proses bisnisnya. Pada tahun 2006 PT. PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Tengah telah memanfaatkan aplikasi ERP SAP yang diterapkan di tiga proses bisnis utama, yaitu Manajemen Keuangan, Sumber Daya Manusia dan Manajemen Material. Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Wakil Deputi Manager bagian Logistik diketahui bahwa ada beberapa proses pada SAP modul MM yang tidak digunakan sehingga penggunaannya menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan dari pengguna akhir sehingga penggunaan sistem menjadi kurang maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerimaan pengguna akhir terhadap implementasi sistem ERP dengan menggunakan metode Technology Acceptance Model. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan variable dari metode Technology Acceptance Model (TAM) variable yang digunakannya yaitu perceived usefulness, perceived ease-of-use, attitude towards system use dan Symbolic adoption. Penelitian ini juga memiliki beberapa variabel yang diteliti yaitu training, project communication dan shared belief in the benefit of ERP system untuk prespektif organisasi,variabel user involvement dan variabel readiness for change untuk prespektif individu. Hasil penelitian dididapatkan bahwa yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap implementasi adalah sistem ERP adalah attitude towards system use , perceived ease-of-use yang dipengaruhi oleh dua variabel dari prespektif organisasi yaitu training dan shared belief in the benefit of ERP system.