Kesadaran akan dampak banjir menjadi dasar untuk membangun sistem
pemantauan pada daerah banjir. Pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun
monitoring permukaan sungai dan mengetahui pengaruh anak sungai terhadap
daerah banjir. Sistem monitoring yang dilakukan adalah dengan mengukur jarak
permukaan sungai terhadap sensor ultrasonik yang diletakan diatasnya.
Penggunaan sensor ultrasonik dipilih karena pengukuran memanfaatkan pantulan
gelombang suara sehingga respon dan hasil pengukuran diperoleh dengan cepat.
Dengan mengetahui kecepatan gelombang suara dan waktu pantul gelombang maka
didapatkan jarak objek terhadap sensor. Akurasi pengukuran sensor terhadap alat
ukur standar adalah 96,41%. Dilakukan analisis perbedaan tinggi muka air sungai
Cikaro terhadap sungai Citarum yang menuju daerah rawan banjir. Aliran air anak
sungai Cikaro menuju sungai di daerah rawan banjir memiliki durasi waktu ratarata mencapai 40 menit. Data hasil pengukuran disajikan melalui website kepada
penjaga balai untuk mengidentifikasi status kondisi sungai. Informasi berupa
ketinggian, debit, status level sungai dan informasi baterai dikirimkan secara
otomatis dan periodik ke pusat data oleh mikrokontroler dan modul GPRS.
Pengguna dapat melakukan reset secara manual pada sistem dengan mengirimkan
kode tertentu melalui website untuk mengatasi kegagalan pengiriman informasi
dalam waktu yang cukup lama tanpa harus ke lokasi sensor.