Perkembangan ekonomi yang semakin cepat menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih, perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif dan efisiensi kinerja perusahaan mereka dibandingkan pesaingnya. Sistem ERP sudah umum digunakan pada perusahaan besar dan perusahaan yang berkembang, karena dianggap dapat meningkatkan kinerja dan dapat membantu proses efisiensi data yang setiap proses dalam alur kinerja sistem untuk bisa saling terhubung. Data yang saling terhubung dapat membantu proses bisnis yang efisien dan memudahkan pengambilan keputusan manajemen perusahaan.
Tidak selamanya implementasi system ERP berjalan dengan lancar. Ketika perusahaan gagal melakukan beberapa faktor kesuksesan implementasi ERP, maka perusahaan tersebut akan mengalami kegagalan dalam implementasi.
Perusahaan harus mempunyai strategi yang baik agar dapat mencapai kesuksesan yang diinginkan. Strategi bisnis dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber daya internal perusahaan dan melakukan inovasi untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lain. Dengan menerapkan system ERP dapat membantu perusahaan untuk mengikuti perubahan bisnis yang nantinya akan muncul kebutuhan bisnis yang baru. Meskipun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga pelaksanaan tidak membawa kerugian pada perusahaan. Oleh karena itu maka diperlukan acuan dengan adanya model baru untuk memastikan kegagalan tersebut dapat dicegah atau diminimalisir.
Dengan menggunakan konsep model Means of Engagement, perusahaan dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan untuk mengimplementasikan software ERP, sehingga dapat meminimalisir kegagalan yang akan terjadi. Terdapat empat level dalam model Means of Engagement, yaitu Adoption, Approval, Acceptance, dan Agreement. Pada level Agreement analisis yang digunakan yaitu analisis klasterisasi.
Kata Kunci: ERP, MOE, Agreement, Cluster, Model.